Rabu, 27 April 2016

Benny Maniani, Sang Legenda Tinju Papua 1970-1980

Benny Maniani, Sang Legenda Tinju Papua 1970-1980


Jayapura, Jubi and shre Sairei - Masa keemasan tinju Papua muncul di  era 1970 an hingga 1980 an, saat itu banyak petinju muda Papua bangkit. Benny Maniani, Carol Renwarin, Valen Hurulean, Marten Sada, Loedwijk Akwan. Selanjutnya petinju-petinju muda Charles Yeristouw , Tepi Wanggai ayah kandung Manu Wanggai, Sepi Karubaba, Willem Krar dan Agus Souisa.
Salah satu legenda tinju Papua Banny Maniani, pertama kali tampil di Porwil Irian Jaya Maluku. Sulawesi dan Kalimantan(Iramasuka) 1974. Saat itu Benny Maniani tampil sebagai petinju masa depan dengan torehan medali emas.
Prestasi atlet Papua saat itu bersinar bersamaan dengan Gubernur Irian Jaya Acub Zainal sangat memperhatikan fasilitas olahraga.
Gedung Olahraga (GOR) APO dibangun saat pemerintahaan Acub Zainal. Tentunya dengan fasilitas gedung mampu mendongkrak olahraga individu mulai dari tinju, pencak silat dan angkat berat serta bina raga.
Prestasi Benny Maniani tampil di kelas berat ringan Indonesia memperoleh medali emas pada Asia Games.Masa keemasan tinju Indonesia bersamaan dengan tampilnya petinju Papua. Kejayaan tinju Papua mulai 1971 sampai dengan 1978 selalu meraih medali dalam PON maupun kejurnas.
Puncaknya pada 1979, Provinsi Irian Jaya ditunjuk menjadi tuan rumah Sarung Tinju Emas(STE) semua petinju terbaik dari Indonesia kumpul dan bertanding di Gedung Olahraga (GOR ) APO Kota Jayapura.
Benny Maniani sampai 1980 an juga masih merajai dunia tinju amatir di Indonesia, bersama Wiem Gommies,juara kelas menengah Asian Games dua kali dan juara kelas menengah Asia, Frans VB juara kelas welter Asia, Syamsul Anwar Harahap juara kelas welter ringan Asia, Ferry Moniaga (juara kelas bantam Asia), Benny Maniani juara kelas berat ringan Asia, Hendrik Simangunsong juara Asia kelas menengah ringan.
Bukan hanya itu saja saat di Sea Games, 1977 di Kuala Lumpur, Benny Maniani juga meraih medali emas bagi kontingen Indonesia bersama petinju nasional lainnya.
Selain sebagai petinju Benny Maniani juga berprofesi sebagai Pegawai Negeri Sipil(PNS) di Kantor Dinas Pendidikan dan Provinsi Papua.
Jabatan terakhir sebagai PNS adalah Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga, Kabupaten Merauke. Kini hampir sebagai besar pengabdiannya di Pertina Papua sebagai pengurus pembinaan petinju muda. (Dominggus Mampioper)

Rabu, 06 April 2016

Mahasiswa Papua mendukung Perda Larangan Miras di Tanah Papua.

Para demonstran yang akan menyampaikan aspirasi di Kantor Gubernur Papua, Rabu 6 April 2016 (foto: HarianPapua.com)
Tabloid Saireri Lebih dari seribu mahasiswa dan masyarakat pemuda Kota Jayapura hari ini (6/4) turun ke jalan untuk melakukan demonstrasi mendukung Perda Larangan Miras di Tanah Papua.
Para demostran berkumpul di sekitaran lampu merah Abepura sebelum melanjutkan perjalanan menuju pusat kota.
Yance, salah satu demonstran mengatakan demo yang dilakukan hari ini bertujuan agar pemerintah daerah yang sudah mengeluarkan Perda Larangan Peredaran Miras dapat melaksanakan hal tersebut dengan tegas.
“Kita akan turun ke kantor Gubernur untuk menyampaikan aspirasi ini,” kata Yance kepada HarianPapua.com.
Pria yang merupakan mahasiswa Universitas Cenderawasih ini menyampaikan selama ini banyak Perda yang sudah dikeluarkan pemerintah namun dalam pelaksanaannya tidak maksimal.
Selain menyuarakan dukungan terhadap Perda Miras, pendemo juga meminta agar Gubernur Lukas Enembe menolak program transmigrasi pemerintah pusat dengan mengirim semakin banyak pendatang ke Tanah Papua.